7 Hal Unik dan Tradisional Yang Bisa Anda Nikmati di Jogja
Selalu ada alasan untuk kunjungan lain ke Jogja, Apakah itu karena kerinduan akan atmosfer dan keramahan orang-orangnya, kebutuhan akan nostalgia, atau keinginan semata untuk pergi berlibur. Seperti seorang teman lama, Jogja terus memanggil nama mereka yang telah ada di sana untuk kembali lagi. Waktu telah mengubah banyak hal, semuanya tradisional telah diganti dengan yang lebih modern. Gerobak diganti dengan mobil, sementara tukang cukur bepergian diganti dengan toko tukang cukur atau salon besar. Namun, Jogja berbeda; bukan hanya dia surga pariwisata, dia juga bertindak sebagai pelestari dari banyak hal tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu. Berikut Ini Adalah 7 Hal Unik Dan Tradisional Yang Dapat Anda Nikmati di Jogja:
1. Gerobak Sapi Mewah, Pasar Hewan Jangkang, Sleman
Di Pasar Jangkang, Sleman, ada tradisi mengangkut sapi menggunakan gerobak sapi yang mewah. Gerobak sapi yang mewah pada dasarnya adalah gerobak sapi biasa, tetapi dihias dengan warna merah, kuning, dan biru. Gerobak sederhana, terbuat dari bambu dan kayu sebagai bahan dasarnya. Masing-masing gerobak berwarna itu dikemudikan oleh “bajingan” (istilah Jawa untuk merujuk pada pengemudi kereta). Banyak gerobak sapi akan muncul di Minggu Wage.
2. Makanan Tradisional: Geblek dan Tempe Benguk di Pasar Tradisional Kenteng, Kulonprogo
Geblek adalah salah satu makanan tradisional jogja yang telah menjadi ikon Kabupaten Kulon Progo. Makanan terbuat dari pati singkong basah. Berwarna putih dan saling menempel, geblek rasanya gurih dan kenyal. Jika Anda ingin mencicipi kuliner langka ini, datang saja ke Kulon Progo dan kunjungi salah satu pasarnya, Pasar Tradisional Kenteng, di Kecamatan Nanggulan, Kulon Progo.
3. Pembuatan Batik Tulis di Desa Wukirsari, Imogiri
Yogyakarta terkenal dengan batik tulisnya (batik yang dibuat menggunakan lilin panas meleleh dicat menggunakan alat seperti pena yang disebut canting) dan karenanya, tidak sulit ditemukan di Jogja. . Wukirsari adalah tempat di mana motif khas Jogja, seperti Sida Mukti, Sida Luhur, Sida Asih, Wahyu Tumurun, Sekar Jagad, dll, dibuat sesuai dengan standar.
4. Potong Rambut Anda dengan Tukang Cukur Tradisional / Bepergian
Di kota yang kaya akan budaya ini, kita masih bisa dengan mudah menemukan tukang cukur keliling Jika Anda ingin mengalami nostalgia atau mencoba sensasi rambut Anda dipotong oleh tukang cukur tradisional, Anda dapat menemukannya di pasar tradisional atau alun-alun kota di utara Yogyakarta. Dilengkapi dengan sepeda onthel (sepeda yang banyak digunakan selama penjajahan Belanda di Indonesia), sebuah kotak alat yang berisi beberapa jenis gunting, pisau cukur, dan cermin, tukang cukur tradisional ini akan berkeliling untuk menawarkan layanan mereka kepada orang-orang, atau menunggu pelanggan di bawah naungan pohon.
5. Membeli Kue Tradisional di Pasar Tradisional Kotagede
Wisatawan masih dapat menemukan makanan tradisional di pasar tertua di Jogja, Pasar Kotagede. Ada sejak lebih kurang 400 tahun yang lalu, selama Panembahan Senopati berkuasa atas Kerajaan Mataram Islam. Setiap hari Legi (salah satu dari lima hari seminggu dalam kalender Jawa), pasar selalu penuh orang karena Legi adalah pasaran pasar, dan untuk alasan yang sama, orang-orang yang tinggal di sekitar pasar menyebutnya Pasar Legi . Tetapi Anda tidak perlu menunggu hari Legi datang hanya untuk membeli makanan tradisional tersebut. Setiap hari di sore hari, pedagang makanan akan siap dengan serabi mereka (kue yang terbuat dari tepung beras), cucur (kue goreng yang terbuat dari tepung gandum dan tepung beras), pukis (kue setengah lingkaran berbentuk), Jogja dan Kotagede makanan khas, bakmi pecel (mie disajikan dengan sayuran rebus dan saus kacang) dan kue kipo (kue kecil dengan parutan kelapa dan gula kelapa mengisi).
6. Menghadiri dan Mengamati Ritual dan Tradisi Jogja
Di Keraton, Anda dapat melihat kegiatan menarik yang dilakukan oleh Abdi Dalem (pelayan Keraton) dalam menyiapkan minuman untuk Sri Sultan (raja dari Kerajaan Yogyakarta). Ritual ini dilakukan setiap hari pukul 06.00 pagi dan pukul 11.00. Jika loket tiket Keraton belum dibuka pada pagi hari, Anda dapat melihat ritual tersebut pada pukul 11.00, mengenakan pakaian khas mereka akan pergi dari kompleks Keraton ke dapur Keraton (Gedhong Patehan ). Minuman yang disajikan kepada Sri Sultan adalah teh tubruk (teh disajikan tanpa filter), teh saring (saring), kopi, dan air biasa.
7. Masyarakat Desa Kentingan, Sleman, Hidup Bersama Ribuan Burung Blekok
Penduduk Desa Kentingan, Sleman, telah terbiasa dengan kehidupan semacam itu. Selama beberapa dekade, orang di sana hidup dengan ribuan burung Blekok (sejenis burung bangau) yang datang entah dari mana dan membangun sarang di pohon mereka. Waktu terbaik untuk datang ke desa ini adalah pagi dan sore hari. Di pagi hari, burung-burung biasanya memberi makan anak-anak mereka dan memperbaiki sarang. Menjelang tengah hari, mereka akan menerbangkan ternak ke sawah desa. Pada sore hari, burung-burung akan terbang pulang ke sarang mereka untuk memberi makan anak-anak dan mungkin terus memperbaiki sarang untuk kedua kalinya.
Itulah beberapa hal yang unik-unik di Jogja, menarik bukan ? Kunjungi wisata jogja dengan paket wista jogja. Semoga bermanfaat .