Mie Ayam Goreng Mekaton yang Lezat dan Menggoda
Mie Ayam Nyamleng di Sudut Jalan Desa
Letaknya cukup jauh dari pusat kota Yogyakarta. Tepatnya berada di Pasar Sri Katon, Dusun Sumokaton, Desa Margokaton, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman atau kurang lebih 15 kilometer di barat Kota Yogyakarta. Adalah warung mie ayam sederhana yang berada di satu sudut pasar tradisional, selalu terlihat ramai oleh pembeli.
Mie ayam biasa dimakan sebagai makanan selingan. Namun di beberapa tempat juga bisa menjadi menu sarapan. Selain praktis, kandungan mie yang bahan utamanya dari gandum rupanya cukup untuk mengganjal perut sampai tengah hari. Meskipun baru ada sekitar era 80-an akhir dan marak di tahun 90-an, mie ayam telah membuat banyak cerita. Mulai dari warung mie ayam sebagai tempat nongkrong bagi pelajar dan mahasiswa sampai tempat untuk berburu kelezatan mi ayam paling enak.
Cerita dari mulut ke telinga biasanya lebih efektif untuk menunjukkan arah ke mana harus menuju sumber kelezatan mi ayam itu. Data tak berskema dan hanya menurut selera si penutur itu setidaknya telah mencatat beberapa nama mie ayam yang paling enak di Jogja: mie ayam di seberang Phoenix Hotel, mie ayam Pak Sronto Ngampilan, sampai mie ayam yang memiliki label cabang seperti mie ayam Mas Yudi dan Mie Ayam Pasar Baru.
Di luar nama-nama itu masih ada banyak lagi, tentu saja sekali lagi, sesuai dengan selera si penutur. Kali ini, ada satu nama yang akan membuat lidah kita merasa lain saat makan mie ayam. Rasa yang menurut lidah berasal dari rasa mainstream mie ayam selama ini.
Kita akan mendapatkan rasa mie ayam yang sangat nyamleng itu di sudut jalan desa yang jauh dari hiruk-pikuk mainstream rasa mie ayam kota di Somokaton, Margokaton, Sayegan, Sleman. Tepatnya di deretan depan semacam ruko di sebelah Pasar (Hewan) Srikaton Sayegan Sleman. Memang tidak biasa penanda warung mie ayam yang biasa disebut Mie Ayam Mekaton ini. Tanpa papan nama dan tanpa arah petunjuk untuk sampai ke lokasi. Sungguh anti mainstream.
Mie Tanpa Bahan Pengawet Atau Bahan Kimia
Untuk sampai kesana kendaraan diarahkan ke Jalan Magelang sampai di perempatan Mlati tepatnya di sebelah selatan Makam Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Setelah itu, belok kiri atau ke arah barat lurus terus sampai menemukan Pasar Cebongan.
Dari situ, lurus ketemu pertigaan, lalu ambil jalan ke kiri mengikuti jalan tersebut menuju arah ke Minggir, Sleman. Nah, kira-kira sepenggalah jalan, tepat setelah lewat sedikit tanjakan di sisi kanan jalan ada palang yang bertulis Pasar Srikaton. Di deretan paling ujung, paling barat, warung Mie Ayam Mekaton berada.
Mie Ayam Mekaton terbuat dari terigu dan dibuat sendiri. “Kami membuat mie sendiri, bahan utamanya adalah tepung terigu dan telur bebek,” kata Wanto, salah seorang putra Bu Wahim, pemilik warung mie ayam Mekaton.
Telur bebek itu, lanjut Wanto, yang akan membuat mie menjadi lebih kenyal dengan rasa gurih yang nikmat. Sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet atau bahan kimia lainnya. Itu sebabnya mie tidak bertahan lama, maksimal tiga jam karena mereka benar-benar tanpa bahan pengawet kimia.
“Kami baru membuat lagi jika persediaan dalam seharian kami jualan itu habis, jadi selalu fresh mienya,” jelasnya.
Sekali waktu, ketika marak isu mie berformalin, warungnya juga terkena dampak diperiksa dan diteliti oleh gabungan pihak berwenang. Hasilnya, sama sekali tidak ditemukan formalin atau bahan pengawet lain dalam mie.
“Saya justru senang kalau ada pemeriksaan seperti itu karena itu akan menjadi bukti bahwa mie saya tidak menggunakan bahan pengawet apapun,” katanya, bangga.
Mie Beraroma Ayam Panggang
Cerita lainnya, tentu rasa mie ayam yang nyamleng itu tadi. Ada dua menu mie ayam di sini: mie ayam kuah dan mie ayam goreng. Menu pertama sama persis dengan mi ayam yang selama ini dikenal, terdiri dari mie dengan potongan daging ayam, sayuran sawi matang, mentimun, dan kuah. Varian menu kedua tergolong baru di dunia mi ayam, yaitu mie ayam tanpa kuah. Sajian ini terdiri dari mie, potongan ayam, sayuran (daun sawi yang direbus matang), mentimun, dan di atasnya diberi taburan lada dan bawang goreng.
Secara keseluruhan rasa mie ayam goreng lebih beraroma ayam panggang. Itu berasal dari irisan daging ayam yang besar-besar dengan bumbu kecap yang rasanya ayam panggang. Daging ayam terlihat kecoklatan tetapi sama sekali tidak karena bumbu bacem melainkan dikecapin.
Daging ayam yang diiris besar-besar dipilih dari ayam potong berukuran besar juga. Jika Anda menyukai sambal, Anda dapat menambahkannya meskipun sudah ada rasa semi-pedas dan hangat dari taburan lada. Sambalnya tidak lagi hanya sebagai pelengkap hidangan tetapi akan menambah rasa nikmat. Karena sambal juga memiliki aroma ayam panggang yang sesekali seperti mengeluarkan asap panggangan. Meskipun agak monokromatik, tapi tetap klop banget rasanya.
Kuliner Jogja – Mie Ayam Goreng Mekaton
Mie ayam goreng disajikan di atas piring sehingga lebih mudah untuk mencampur aduk mie dengan tambahan lainnya. Berbeda dengan mie ayam biasa yang disajikan dengan mangkuk. Di sini mie ayam goreng tampak mendominasi pesanan sejak warung dibuka pada pukul 10:00 pagi. Karena memang menu yang berada di luar mainstream mie ayam.
Satu hari mie ayam Mekaton bisa menghabiskan 400-500 porsi. Jadi jangan kelewat siang jika Anda masih mau ikut merasakan kelezatan mi ayam goreng Mekaton ini. Karena hanya selang 3-4 jam, biasanya mi ayam goreng Mekaton akan mengakhiri jam bukanya. Sungguh kelezatan yang harus dikejar.