Bawa Cita Rasa Italia ke Jogja
Mulanya pria asli italia yang telah 25 tahun tinggal di jogja itu prihatin mengetahui banyak kuliner asli negaranya yang dijual tak sesuai dengan aslinya.3 tahun yang lalu ia lantas mendirikan Ciao gelato yang kini sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Petang itu, daniel schiavon memakai setelan kemeja santai warna putih yang dipadukan dengan celana warna kaki dan kacamata yang nangkring di hidungnya. Iya sangat antusias menceritakan bagaimana mulanya membangun bisnis sekali kuliner khas italia ini , gelato. Daniel berkisah semua semua bermula dari usulan kawannya yang sudah kata mencegah berbagai panganan kas italia yang dijual dak di kota pelajar ini. Sayangnya belum ada satupun yang masuk kriteria nya yakni menyajikan panganan dengan cita rasa yang otentik. Kawannya pun kemudian meminta danil yang notabene berasal dari negeri piza untuk memulai bisnis kuliner. Aja kan kawannya pun iya sambut dengan serius.
” kawan saya merasa banyak kuliner italia yang disajikan tidak sama seperti aslinya i lagu yang seperti es krim. Itulah yang membuat kami membuka ciao gelato.” ujarnya kepada harian jogja dengan bahasa indonesia yang cukup lancar.
Sejak 3 tahun yang lalu mereka lantas membuat membuka outlet ciao gelato pertama di jalan sutomo. Daniel memastikan semua resep dan bahan baku harus selalu standar yang ia terapkan. Pasalnya ada perbedaan mendasar antara bahan baku gelato dengan es krim. Gelato wajib menggunakan bahan-bahan segar seperti susu segar, tumbuhan segar serta tidak memakai bahan kimia. Oleh sebab itu dia pagi para perajin nya selalu pergi ke pasar tradisional untuk berbelanja buah-buahan segar. Tujuh kumpulan dengan bahan baku impor lainnya langsung didatangkan dari eropa.” makanya rasa lelah anak kami misalnya warnanya tetep coklat bukan kuning. Karena kamu tidak menambahkan pewarna. Gel atau juga tidak boleh pakai susu bubuk,” ujarnya.
Daniel mengaku jika benar-benar menerapkan standar tersebut, rasa gelato sangat kuat. Rasanya akan bertahan lama di mulut sesuai dimakan. Hal ini menurutnya akan cukup sulit diterima masyarakat jogja terhadap rasa rasta khusus seperti malam yang pedas atau rasa unik lainnya. Namun demikian ia bersikeras tetap akan mempertahankan citra rasa asli tersebut. Menurutnya masyarakat jogja berhak tahu bagaimana sebenarnya citarasa kuliner italia, tidak lantas menyesuaikan nya dengan lidah indonesia.
Sukses dengan produk gelato, di outlet Ciao yang kedua dan ipin menyajikan kuliner khas lainnya yaitu aneka macam pasta dan pizza. Strategi yang sama ia terapkan yakni mempertahankan resep asli tanpa menyesuaikan dengan citarasa setempat. Rasanya rasa pasta dan pizza yang ia sajikan benar-benar kuat. Bumbu bumbu yang digunakan sangat terasa di lidah.
” memang mulanya sulit tetapi kami yakni lama-lama akan diterima. Kami ingin rekomendasi ciao berlangsung dari mulut ke mulut, artinya konsumen senang. Sejauh ini perkembangannya baik. Dalam sebulan kami berhasil menjual 18.000 cup gelato. Jumlah Yang banyak kan?” katanya.
Tanya memperhatikan soal produk pangan dan dan minuman saja , daniel memba yang atmosfer asli italia ke kedua outlet Ciao gelato. Ia berusaha memastikan interior outlet mampu mencerminkan suasana negara asalnya. Semua itu disusun sendiri dibantu dengan rekan bisnisnya. Ia lantas menunjukan boneka kayu pinokio yang tergantung di langit-langit outlet. ” pinokio ini asal italia. Maka ia kami hadirkan di sini,” begitulah daniel mengakhiri obrolan cinta dengan harian jogja akhir pekan lalu.
Dan kalian kalo mau maen ke kota pelajar ini jangan lewatkan ya cita rasa khas gelato milik Mr. Daniel ini. Jogja memang istimewa Bro.