Bus Besar Bikin Semrawut Jogja
Liburan akhir tahun telah tiba, Yuk berlibur ke Jogja
Jogja- liburan akhir tahun telah tiba. Pemerintah kota Jogja masih terkendala oleh banyaknya bus bus pariwisata berkapasitas besar yang menjelajahi ruas ruas jalan di Jogja sehingga tak jarang kendaraan itu menyebabkan arus lalu lintas menjadi semrawut.
Wakil walikota Jogja Heru Purwadi mengakui belum bisa melarang bus bus besar masuk ke wilayah Jogja sehingga kepadatan arus lalu lintas Selama musim liburan akhir tahun ini sangat tinggi. Bahkan banyaknya bus besar yang parkir di pinggir jalan menyebabkan arus lalu lintas semrawut. Meski begitu kata dia pemerintah kota akan berupaya merekayasa lalu lintas khususnya yang terkait dengan bis besar tersebut.
” sore ini Kemarin kami akan membahas soal itu, kami akan koordinasi dimana penempatan bisnis itu kata Heru di Bangsal Kepatihan Selasa lalu.
Dia menjelaskan sebenarnya larangan agar bus bus besar masuk wilayah kota susah diwacanakan sejak dulu. Pemerintah kota meminta agar bisnis tersebut hanya berhenti di terminal seperti Ngabean, abu Bakar Ali dan Giwangan.” setelah itu wisatawan diminta untuk menggunakan sarana transportasi lain menuju kota. Itu harapannya tapi sampai saat ini belum bisa dilakukan,” kata Heru.
Dia membantah jika dakota merasa keberatan jika pola seperti itu dilakukan. Alasannya yang menjadi masalah saat ini adalah belum Tersedianya kendaraan-kendaraan pengumpan yang memadai di terminal terminal bus tersebut.
Kendaraan pengumuman itulah yang nantinya mengantarkan wisatawan
Kendaraan pengumuman itulah yang nantinya mengantarkan wisatawan baik ke penginapan maupun ke objek-objek wisata. Kalau masuk ke Jogja harus pakai apa? Ini yang juga perlu diatur,” katanya dia berharap rencana tersebut bisa direalisasikan tahun depan atau setelah status Terminal Giwangan sudah jelas.
Jika Pemerintah Kota kembali mengelola terminal tersebut kata Heru maka pemerintah kota akan menyiapkan sarana transportasi khusus untuk mengangkut wisatawan.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 mengaku risih dengan banyaknya bus-bus besar yang masuk ke wilayah kota kondisi tersebut menyebabkan lalu lintas di wilayah kota semakin semrawut. Dia menyarankan agar bus-bus tersebut tidak perlu masuk ke wilayah kota.” ini tidak bisa terjadi kalau pemerintah kota tidak memiliki pandangan yang sama soal penataan lalu lintas,” katanya.
Dia menyarankan besar yang pesat akan dibuatkan tempat parkir khusus atau Pak RW di luar kawasan hutan. Setelah itu wisatawan yang dipusatkan kota beralih menggunakan moda transportasi khusus dia mengusulkan agar Pak ente dibuat di utara Jogja Expo Center. Bisa menggunakan tanah kas desa. Itu di utara diisi ada tanah kas Desa 5 hektar. Bus bisa parkir di sana terus pakai odong-odong yang bagus kan bisa,” kata dia.