Festival Alun-Alun Selatan Yogyakarta
Mengangkat Kebudayaan dan Kearifan Lokal
Dinas Pariwisata DIY kembali menggelar Festival alun-alun selatan. Berlangsung pada hari Minggu (10/14) di Alun-Alun Selatan Keraton Yogyakarta, festival ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kearifan lokal dan potensi budaya dari daerah setempat.
Berbagai kegiatan dan acara akan diadakan. Acara dimulai pukul 19:00 malam. WIB dimeriahkan oleh atraksi budaya yaitu tarian tradisional. Selain itu ada juga suguhan musik dari band-band ternama di Yogyakarta dan di kancah nasional.
Di antara mereka adalah finalis Bhatara Band, Jikustik, dan Brisia Jodie untuk Indonesian Idol. Acara ini juga dimeriahkan oleh band dari Imogiri Yogyakarta NDX A.K.A dengan genre Hip Hop Dangdut. “Dengan pengembangan obyek wisata budaya dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan dan lamanya tinggal ke Yogyakarta,” kata Kepala Umum Dinas Pariwisata DIY, Endang Widuri, Jumat (12/10).
Festival Berlangsung Secara Spektakuler
Menurutnya, acara ini gratis untuk umum. Dia mengatakan festival akan berlangsung secara spektakuler karena selain penampilan musisi terkenal, itu juga didukung oleh suara dan pencahayaan maksimum. Sehingga akan menghibur dan memberi kesan tersendiri bagi pengunjung.
Dijelaskan, Festival alun – alun selatan adalah bagian dari Festival Sumbu Filosofi . Berbagai acara di Festival Sumbu Filosofi seperti Festival Malam Malioboro diadakan Agustus lalu.
Kemudian, Festival Panggung Krapyak diadakan di Panggung Kandang Menjangan Krapyak pada hari Kamis (11/10), Festival alun – alun selatan akan diadakan pada hari Minggu (14/10), serta Festival Bergodo Keprajuritan Keraton Yogyakarta yang akan berlangsung pada bulan November.
Filosofi Diibaratkan Perjalanan Manusia Sejak Lahir
“Makna sumbu filosofi itu ibarat perjalanan manusia sejak lahir, tumbuh, tumbuh, hingga mati. Perjalanan dimulai dari Panggung Krapyak ke Tugu Jogja. Sedangkan Tugu Jogja adalah simbol hubungan manusia dengan Tuhan,” kata Endang. mengatakan, dalam siaran pers.
Ia menambahkan, golong gilig dapat diartikan sebagai penyatuan antara kreativitas, selera, dan niat di mana manusia tumbuh dengan keseimbangan dunia dan akhirat. Keberadaan Jalan Margo Utomo atau Tugu Jogja di selatan dapat diartikan sebagai jalan menuju kebajikan.
Festival Alun-Alun Selatan Yogyakarta
“Di antara Istana Yogya dan Tugu ada Pasar Beringharjo yang diartikan sebagai godaan temporal, sehingga Festival Sumbu Filsafat diharapkan agar masyarakat Yogyakarta dapat memahami pentingnya poros filsafat,” katanya.