Kas Desa untuk Objek Wisata Kian Marak
Sleman – Dinas Pertanahan dan tata ruang DIY pertaru Sleman menerima 109 pengajuan penggunaan tanah kas desa di 2022. Dari ratusan permohonan yang masuk, hanya 64 pengajuan yang disetujui. Dari seluruh pengajuan penggunaan tanah kas desa sebagai objek wisata dan usaha kuliner jadi tren.
Kepala dinpertaru sleman, muhammad Sugandi, mengatakan di 2022 jajarannya menerima ratusan pengajuan permohonan penggunaan tanah kas Desa menjadi objek wisata dan kuliner. ” seperti di Desa Wonokerto, kecamatan Turi, ada taman bunga yang dibangun di tanah-tanah kas. Selain itu masih banyak pengajuan izin menggunakan tanah kas desa untuk rumah makan,” katanya, kamis (3/1) .
Sugandi penggunaan tanah kas desa yang belum memperoleh izin melalui surat keputusan (SK) gubernur DIY terjadi karena persyaratannya belum lengkap. ” kalau tidak sesuai tata ruang maka tidak akan ditindaklanjuti,” kata Sugandi.
Iya menganggap penggunaan tanah kas Desa menjadi objek wisata sudah menjadi tren. Selain di Desa Wonokerto, beberapa objek wisata yang sudah berkembang berlokasi di tanah kas desa. ” ada Puri Mataram di desa tridadi, yang dikembangkan oleh BUMDes. Di wilayah Kecamatan Pakem tanah kas Desa dikembangkan untuk wisata Kebun Bunga. Begitu juga dengan tebing breksi menggunakan tanah kas Desa,” ujar Sugandi.
berdasarkan Pergub nomor 34/ 2017 tentang pemanfaatan tanah Desa, yang dilarang dalam pemanfaatan tanah kas Desa yaitu untuk rumah tinggal Selain itu untuk objek wisata beberapa desa menggunakan tanah kas desa untuk fasilitas olahraga, perdagangan, dan jasa, telaga Desa serta embung.
Berdasarkan data dari dispertaru Sleman Total luas tanah kas desa di Sleman mencapai 127.340.180 m2 atau sekitar 19300 bidang tanah . Jumlah bidang tanah yang sudah dimanfaatkan sebanyak 6979 bidang.
Pemerintah Desa tridadi memanfaatkan tanah kas Desa salah satunya juga untuk objek wisata Puri Mataram objek wisata ini. Dikelola oleh BUMDes tridadi Makmur. Direktur bumdes tridadi Makmur, raden Agus Kholiq, mengatakan tanah kas desa yang digunakan untuk Puri Mataram luasnya mencapai 4 setengah hektar. ” pengembangan ya ada berbagai destinasi wisata, mulai dari taman bunga, taman Kelinci, serta embung.” kata choliq
Menurut choliq puri Mataram yang dibuka pada pertengahan 2022 saat ini memiliki omset 100 juta perbulan. Menurutnya hasil Puri Mataram kembali ke masyarakat desa karena pengelolaannya dilakukan oleh warga desa setempat.