Kawasan Wisata Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta
Kawasan wisata Mangunan, Dlingo
Wisata di Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta merupakan salah satu contoh kesuksesan penerapan konsep community based tourism. Kawasan dengan tujuan utama yaitu: hutan Pinus Mangunan, Pinus Asri, Seribu Batu Songgo Langit, Puncak Becici, Bukit Mojo Gumelem, Bukit Panguk Kediwung, dan Bukit Lintang Sewu ini dikelola oleh masyarakat setempat dengan payung koperasi Notowono, Dlingo.
Kawasan wisata ini sangat populer sepanjang 2017-2022 sehingga membuatnya masuk dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2017. Bahkan presiden Amerika Serikat ke 44 Barack Obama bersama keluarganya pun pernah berkunjung ke Puncak Becici.
Berwisata di tengah kerimbunan hutan merupakan suasana unggulan yang ditawarkan kawasan wisata ini. Maka tak heran, kawasan wisata ini begitu viral di media sosial. Pengelola juga mengembangkan kegiatan di setiap obyek wisata yang terintegrasi dalam kawasan wisata Mangunan, Dlingo.
Pertama, langit terjal yakni jelajah kawasan Mangunan Dlingo dengan mengendarai trail dan Jeep. Kedua, rasa langit yaitu mempersiapkan kuliner khusus seperti ingkung dan tiwul sayur terong. Ketiga, atap langit yang mengurus pengembangan Homestay. Keempat, budaya langit yang memfasilitasi wisatawan jika ingin menikmati sajian budaya seperti ceklekan, gamelan dan ritual atau upacara adat. Kelima, karya langit bagi wisatawan yang ingin belajar membuat cinderamata dari limbah kayu yang banyak terdapat di sana. Keenam langit cerdas yang mengelola Sisi edukasi dari pariwisata misalnya mengenalkan bentuk rumah limasan. Ketujuh langit hijau yang mengurus optimalisasi lahan pertanian yang ada di desa wisata kaki langit.
Alas Literasi Banjarharjo
Objek wisata yang berlokasi di Dusun Banjarharjo II, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Bantul ini menggabungkan konsep buku, alam, dan suasana pedesaan. Pada kawasan seluas 3800 meter persegi ini dibangun pojok baca berkonsep pedesaan. Menggunakan sebuah rumah kampung, buku-buku dan disimpan sekaligus sebagai ruang baca. Dikelola oleh masyarakat sekitar, ini dikembangkan dengan berbagai program.
Sebagai penopang operasional alas literasi Banjarharjo, pengelola kemudian membuka rest area bagi para pengunjung wisata di berbagai objek sekitar hutan pinus. Meski baru dibuka setiap akhir pekan dan hari libur, namun rest area berkonsep kebun ini memiliki daya tarik khusus. Menu pedesaan dan suasana sejuk hutan mahoni dan pinus membuat pengunjung nyaman dan betah bertahan lama-lama.
Meski menjadi sisi bisnis yang dikembangkan tetapi pengelola mencoba untuk terus mengampanyekan Gemar Membaca cara unik yang dilakukan adalah menyediakan bakul buku yakni tempat nasi dari anyaman yang berisi buku dan disuguhkan di setiap meja tamu.