Kegiatan kebudayaan Jogja
Resapi nilai budaya dalam bentuk kegiatan sosial
Jogja – Kelurahan Tegal Panggung memiliki sejumlah Potensi Budaya yang terus dilestarikan dan dibangun menjadi sebuah produk Knowledge serta layak ditampilkan sebagai atraksi di berbagai kegiatan. Selain itu, warga setempat meresapi budaya bukan hanya sekedar atraksi seni, melainkan nilai-nilai dalam kehidupan sosial. Ketua paguyuban kesenian Kelurahan TegalPanggung, Joko Sulistyo, ada 7 kelompok yang dibina dan terus didampingi oleh Kelurahan. Diantaranya meliputi musik, gejog Lesung, jathilan, reog, keroncong dan teater. Selain didampingi dan latihan secara rutin, pihak paguyuban diakui dia juga mengenalkan potensi mereka kepada Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan agar dibina serius hingga akhirnya siap untuk tampil unjuk kemampuan. Namun rata-rata kelompok yang ada di Tegal Panggung sudah siap tampil, kapan pun diminta, kata dia, Kamis(31/1). Warga yang aktif dalam kelompok-kelompok tadi, khususnya teater, reog dan jathilan asal dari segala usia mulai dari kecil hingga dewasa.
Pembinaan pelestarian budaya lintas usia
Pembinaan pelestarian budaya lintas usia sanat penting karena budaya harus Lestari dan salah satu caranya lewat regenarasi. Meski begitu, budaya dan kearifan lokal mengilhami prinsip hidup warga tegalpanggung. salah satunya gotong royong dan rasa memiliki kampung. Menurut kepala seksi pemerintahan, pembangunan, ketentraman dan ketertiban Kelurahan Tegal Panggung, Andar Rustanto, hal tersebut salah satu contohnya terlihat satauan tim perlindungan masyarakat (linmas) di kampung turut andil dalam setiap kegiatan di kampung. Mereka kerap menjalankan tugas mereka lebih dari apa yang diperkirakan oleh banyak orang. Seringkali, kata dia, mereka turut mengarahkan warga dalam mengurus akta kematian, mengurus pemakaman warga yang wafat. Tidak hanya menjalankan fungsi menjaga keamanan. Mereka juga ada yang bergabung dalam KTB( kampung tanggap bencana), mereka dengan siap memberitahukan kepada kami Apa yang harus dilakukan dalam kesiapsiagaan, ungkapnya. Menurut andar, tim linmas juga digawangi oleh para perempuan perempuan yang tidak kalah aktif dengan anggota lelaki. Hal itu, sudah ada sejak sebelum dirinya sendiri berada di dalam lingkup pemerintahan kelurahan setempat. Kami melihat, mereka punya rasa handarbeni dan rasa memiliki yang begitu kuat dengan Kampung, ucapnya.