Maksimalkan Dana Desa Untuk Embung di Jogja
Jogja75 – Guna menghadapi kekeringan Pemerintah Kabupaten diharapkan bisa memaksimalkan dana desa. Tak terkecuali dengan Daerah Istimewa Yogyakarta yang lebih dari 30 Kecamatan mengalami kekeringan anggaran untuk membangun Embung diperkirakan antara Rp 200.000.000 sampai Rp 300.000.000. Ini dengan Desa diklaim pemerintah telah menyasar Rp74.950 desa se-indonesia.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro sandjojo menyarankan kepada pemerintah Kabupaten Untuk memanfaatkan sebagian dana untuk membangun embung mandiri.
Dana desa di Jogja dimaksimalkan untuk membangun Embung
Dana desa yang kini jumlahnya berkisar Rp 800 juta hingga RT 1 miliar itu bisa dimaksimalkan untuk membangun Embung yang diperkirakan nilainya sekitar Rp 200000000 sampai 300 juta dana desa sekarang Kan jumlahnya bisa lebih dari 800 juta jadi untuk daerah yang setiap tahun mengalami kekeringan seharusnya bisa memanfaatkan dana itu kata Eko dalam dialog nasional di Gedung Serbaguna siyono Playen Gunung Kidul selasa lalu.
Namun dalam pembuatan Embung di tiap Desa Eko menegaskan pemerintah Desa Harus melihat tata letak serta kondisi geografis. Tidak semua wilayah bisa dan mampu dijadikan Embung dalam dialog tersebut Eko juga memaparkan tahun ini dana desa yang totalnya Rp 60 triliun itu telah menyesal sedikitnya 74950 desa di seluruh Indonesia. Namun dia memperkirakan masih ada banyak desa yang belum mendapatkan dana itu.” tetapi pada 2022 nanti nominal Dana Desa Rencananya akan bertambah di kisaran Rp 84 triliun ujar dia.
Eko menjelaskan Dana Desa ini bukan hanya bertujuan pembangunan fisik akan tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat desa jika mengacu pada peraturan menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 19 tahun 2017 tentang penetapan prioritas penggunaan dana desa 2022, prioritas pemanfaatan Dana Desa bisa digunakan untuk membangun kawasan pedesaan maksudnya adalah lebih dari satu Desa bekerja sama membangun wilayah misalnya program padat karya atau program yang lain ucap Eko.
Seperti diketahui hingga kini tercatat lebih dari 30 kecamatan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terpapar kekeringan. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah d i y, titik kekeringan terbanyak ada di Gunung Kidul yang mencapai 11 Kecamatan, bantul dan Kulon Progo masing-masing ada sekitar 6 Kecamatan yang terpapar kekeringan serta sebagian kecil lainnya ada di Kabupaten Sleman sedangkan berdasarkan data badan meteorologi klimatologi dan geofisika di kekeringan di beberapa wilayah memang cukup parah, makan dari data yang dimiliki BMKG DIY ada daerah yang sudah lebih dari 3 bulan tidak turun hujan sama sekali. Beberapa diantaranya adalah Kecamatan Srandakan Bantul dan Kecamatan lendah Kulon Progo dan Kecamatan Imogiri.