Berziarah Ke Gereja Ganjuran, Gereja Tertua Di Bantul
Gereja Ganjuran ini berdiri tahun 1927, gereja ini bukanlah sekedar tempat untuk merenung, tetapi juga tempat untuk menawarkan kesempatan untuk bertemu Yesus dalam wajah lokal, yang memakai surjan dan mendengarkan gamelan.
Paket Wisata Jogja – Lokasi Gereja Ganjuran
Gereja Hati Kudus Ganjuran, tempat ini bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor kurang lebih 20 km dari pusat kota Yogyakarta. Pemandangan sawah yang begitu hijau dan pohon-pohon cemara akan menyambut kedatangan anda begitu memasuki Desa Ganjuran, tempat gereja ganjuran ini berdiri. jika berkunjung ke gereja ini, anda akan mengetahui sejarah tentang gereja dan alkuturasi perpaduan antara Katolik dengan budaya Jawa, terakhir mendapatkan ketenangan hati.
Gereja (church) Ganjuran ini mulai dibangun sejak tahun 1924 atas peranan dua bersaudara dari keturunan Belanda,yaitu Joseph Smutzer dan Julius Smutzer. Gereja ini adalah salah satu bangunan yang didirikan semenjak dua bersaudara itu mulai mengolah Pabrik Gula Gondang Lipuro di daerah tersebut pada tahun 1912.
Paket Wisata Jogja – Sejarah Gereja Ganjuran
Pembangunan gereja ini dirancang oleh arsitek Belanda J Yh van Oyen ini merupakan salah satu bentuk semangat sosial gereja (Rerum Navarum) yang dimiliki oleh Smutzer bersaudara, semangat itu ialah semangat mencintai sesama, salah satunya ialah kesejahteraan masyarakat setempat yang kebanyakan menjadi pekerja di Pabrik Gula Gondang Lipuro yang mencapai masa kejayaan pada tahun 1918 – 1930. Dalam perkembangan gereja ini, disempurnakan dengan pembangunan candi yang di beri nama Candi Hati Kudus Yesus pada tahun 1927.
Jika Anda Berjalan mengelilingi gereja, anda akan menyadari bahwa bangunan ini dibuat dengan perpaduan gaya Eropa, Jawa dan Hindu. Gaya Eropa dapat kita temui pada bentuk bangunan yang berupa salib bila kita lihat dari udara, sedangkan gaya Jawa bisa terlihat pada atap yang berbentuk tajug,atap itu bisa digunakan sebagai atap tempat ibadah. Atap ini disangga oleh 4 tiang kayu jati, itu melambangkan empat penulis Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Gaya Nuansa Jawa juga terlihat di altar, sancristi (tempat menyimpan piranti misa), doopvont (tempat air untuk baptis) dan chatevummenen (tempat katekis). Patung Yesus dan Bunda Maria yang baru menggendong putranya juga digambarkan dengan memakai pakaian Jawa. Demikian juga relief-relief pada setiap pemberhentian jalan salib, Yesus digambarkan mempunyai rambut menyerupai seorang pendeta Hindu.
Anda yang ingin berziarah bisa menuju ke tempat pengambilan air suci yang terletak di sebelah kiri candi. Sesudah mengambil air suci, anda dapat duduk bersimpuh di depan candi dan memanjatkan doa permohonan. rangkaian ibadah diakhiri dengan memasuki kompleks dalam candi dan memanjatkan doa di depan patung Kristus. sejumlah peziarah sering mengambil air suci dan memasukkannya dalam sebuah botol, setelah itu membawa pulang air tersebut setelah didoakan.
Paket Tour Jogja – Waktu Untuk Mengunjungi
Bila anda ingin mengikuti misa dalam bahasa Jawa dan nyanyian lagu yang diiringi dengan gamelan, anda bisa mengunjungi gereja ini di setiap hari kamis sampai Minggu pukul 5.30, di setiap malam Jumat pertama,di setiap malam Natal dan di setiap Sabtu Sore pukul 17.00. Misa dalam bahasa Jawa ini digelar di area pelataran candi, kecuali misa harian setiap pukul 5.30 yang diadakan di dalam area gereja.
setelah Usai menunaikan ibadah atau ziarah, sempatkanlah untuk sekedar berbincang dengan warga sekitar untuk mengetahui sejarah mengenai Ganjuran sendiri, tempatĀ berdirinya gereja ini.Di Dalam Babad tanah Jawa, Ganjuran ialah sebuah wilayah Alas Mentaok yang di beri nama Lipuro. Tempat ini dahulu kala sempat dipakai Panembahan Senopati untuk melakaukan tapa brata dan sempat direncanakan untuk menjadi pusat kerajaan Mataram, namun batal.
Perubahan nama menjadi Ganjuran ini berkaitan dengan sebuah kisah percintaan Ki Ageng Mangir dan Rara Pembayun yang diasingkan oleh Kerajaan Mataram. Kisah cinta dua insan tersebut yang kemudian mengilhami di ciptakanya tembang Kala Ganjur,tembang kala ganjur ini berarti tali pengikat dasar manusia di dalam mengarungi kehidupan bersama-sama dengan dasar cinta. Nah, dari nama tembang tersebut,terciptalah desa yang dulu bernama Lipuro itu berubah nama menjadi Ganjuran.
Jika anda ingin berbincang-bincang dengan penduduk setempat,mungkin akan banyak lagi cerita yang bisa anda gali, semisal alasan kenapa dibatalkannya Lipuro menjadi pusat kerajaan Mataram,dan alasan mengapa Ki Ageng Mangir dan Roro Pembayun diasingkan dan masih banyak lagi.
Percayakan liburan dan wisata anda bersama kami JOGJA75 Tour ‘n Travel.