Hutan Pinus Merah Magelang Kekinian nan Instagenic
Menikmati Area Pegunungan Yang Sejuk
Kabut meliputi area wisata bukit Grenden di Dusun Grenden, Desa Pohgalang, Distrik Pakis, Magelang. Jarum jam sudah menuju angka 11, tetapi kabut tampaknya masih berlama-lama di Bukit Grenden.Meninggalkan hawa dingin yang membuat siapa saja merapatkan jaket atau pakaian penghangat lainnya. Udara dingin bergerak keatas, menyelusup di sela – sela pohon-pohon pinus merah yang menjulang tinggi.
Memberikan sensasi magis sekaligus eksotis di bukit dengan ketinggian 1.600 meter diatas permukaan laut. Meski begitu, pengunjung terus berdatangan ke Bukit Grenden. Mereka semua betah berlama-lama di hutan pinus kawasan lereng Gunung Merbabu tersebut. Untuk para pencari ketenangan, ingin melepas lelah dari hiruk-pikuk perkotaan, dan menikmati area pegunungan yang sejuk, Bukit Grenden bisa menjadi tujuan utama. Tidak sedikit pengunjung yang datang berdua, berkelompok, hingga membawa buah hati mereka. Akhmad Mundofar, misalnya.
Pria asal Sleman, Yogyakarta yang datang bersama seorang rekannya mengatakan, ini kali kedua mengunjungi Bukit Grenden.”Beberapa tahun yang lalu saya pernah kesini, waktu saya mau mendaki Gunung Merbabu, dan sekarang, saya saya nggak nyangka, sudah ada perubahan di Bukit Grenden,” katanya. Perubahan ini, lanjut Akhmad, semakin banyaknya spot foto kekinian di kawasan Bukit Grenden.
“Dulu memang sudah ada (spot foto kekinian), hanya sekarang lebih banyak,” ujarnya. Selain banyak tempat foto instagenik, ada alasan lain yang membuatnya kembali ke Bukit Grenden. “Yang pasti keindahan alamnya, terus keramahan warganya. Ketika saya pertama datang ke sini, saya diajak makan di rumah Pak Dukuh (Kepala Dusun),” lanjutnya. Ya, keramahan warga memang menjadi nilai plus tersendiri sekaligus kunci penting untuk pengembangan Wisata Alam Grenden.
Pengelolaan tempat wisata, Teguh Haryanto menjelaskan, pihaknya selalu mengutamakan keramah tamahan kepada pengunjung agar mendapatkan kesan yang baik. “Jangan sampai kunjungan wisatawan kesini malah menimbulkan kesan buruk sehingga mereka enggan kembali,” katanya. Lebih lanjut Teguh mengungkapkan, bukan hal mudah baginya dan sejumlah pengurus lain ketika ia pertama kali membuka Wisata Alam Grenden.
Menjaga Kelestarian Sekitar Gunung Merbabu
Ada pro dan kontra yang datang. Ide pembukaan kawasan wisata lereng ini berawal dari keinginan warga yang ingin ikut menjaga kelestarian di sekitar lereng Gunung Merbabu dan wujud semangat gotong royong. Sekaligus diharapkan dapat meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian warga Dusun Grenden, yang sebagian besar bergantung pada produk pertanian.
“Awalnya, kami di sini ngadangi (menghadang) orang membawa engine (mesin). Per motor dipukul kena Rp.5 ribu untuk perawatan jalan,” katanya. Tak lama, seorang warga bernama Eko menyarankan agar hutan pinus di Bukit Grenden, Dusun Grenden dibuka sebagai tempat wisata.
Gayung bersambut. Keinginan Eko disetujui oleh warga, terutama dari kalangan pemuda yang pada saat itu langsung merealisasikannya dengan memperbaiki akses jalan ke Bukit Grenden.Termasuk membangun tempat-tempat foto Instagramable agar menjadi tempat selfie pengunjung.
Sebut saja rumah pohon, sarang burung, rumah kurcaci, rumah terbalik, menara kursi, bulan sabit, dan ayunan.Sebagian besar tempat-tempat ini berada di lembah hijau yang berada di bawah Bukit Grenden. Sehingga pengunjung harus naik sejenak ke Bukit Grenden, kemudian melihat ke bawah, lalu turun untuk menemukan spot – spot tersebut.
Menurut Teguh, butuh waktu satu tahun bagi pihak pemuda untuk menyiapkan spot selfie.”Setelah semuanya selesai, baru sekitar tahun 2015, kami membuka Bukit Grenden sebagai tempat wisata,” katanya. Pembukaan Wisata Alam Grenden juga disertai dengan pembukaan rute pendakian ke Gunung Merbabu. Teguh mengatakan, minat pendaki untuk naik Gunung Merbabu melalui Grenden, cukup besar.
Pasalnya, rute pendakian Gunung Merbabu melalui Grenden, yang telah diprakarsai oleh warga, lebih nyaman dan lebih cepat daripada rute pendakian Gunung Merbabu lainnya. Untuk penduduk setempat, mereka hanya membutuhkan sekitar tiga jam untuk sampai ke Kentheng Songo, puncak Gunung Merbabu dan pendaki biasanya lima jam.
Hutan Pinus Merah
Lain halnya dengan rute pendakian Gunung Merbabu lainnya, yang memakan waktu lebih dari tujuh jam untuk sampai ke puncak Gunung Merbabu. “Pendaki juga tetap mendapti padang savana yang menjadi karakteristik Gunung Merbabu. Bonus lain di atas Pos 3 adalah hutan yang semua pohonnya ditumbuhi lumut, seluas sekitar 4 hektar,” ungkap Teguh.
Namun, pendakian Gunung Merbabu via Grenden itu tidak berlangsung lama. Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) memberikan saran, akan lebih baik jika dusun Grenden mengembangkan tempat wisatanya. “Dari segi risiko, lebih berisiko pendakian, ketimbang tempat wisata, karena jika ada masalah dengan pendaki di malam hari, warga harus bersiap untuk menyusul,” kata Teguh.
Setelah didiskusikan dengan warga, mereka juga setuju untuk lebih fokus mengembangkan Wisata Alam Grenden dan menutup jalur pendakian. Sejak beberapa waktu lalu, wisata hutan pinus memang sedang tenar-tenarnya, terutama di media sosial. Banyak warganet yang membagikan potret mereka berada di kawasan hutan pinus termasuk tempat foto kekinian di dalamnya.
Bukit Grenden
Termasuk di Magelang. Selain Bukit Grenden, kawasan wisata hutan pinus lainnya berada di Kragilan, yang terletak di dekatnya. Lantas, apa yang membedakan wisata hutan pinus di Bukit Grenden dengan wisata hutan pinus lainnya? Teguh mengungkapkan, jenis pinus yang ada di Bukit Grenden adalah pinus merah.
Pohon pinus merah diklaim memiliki umur yang lebih panjang dan tidak akan runtuh karena tidak disadap atau tidak diambil oleh getah. Selain itu, ada tempat camping yang sangat luas dan bebas dipilih pengunjung yang ingin berkemah. Fasilitas lain yang tersedia adalah lokasi untuk outbound. Teguh boleh bangga, sebab program outbound di Wisata Alam Grenden mendapat pujian dari banyak pengguna jasa.
“Sebagian besar dari mereka yang menggunakan jasa ini mengaku puas karena panitia bisa bekerja sama dengan pihak dusun dan bertanggung jawab. Begitu ada kendala, panitia atau dari kami cepat tanggap,” katanya. Nikmati liburan yang menyenangkan bersama JOGJA75 Tour n Travel.