Jadah Manten Kuliner Lokal Asli Jogja
Yogyakarta – Mencari sajian kuliner khas disuatu daerah adalah salah satu yang sering kita lakukan ketika berlibur. Jika anda sedang berlibur di Jogja apa saja makanan yang sering anda cicipi? Mungkin gudeg, oseng–oseng mercon, bakpia ataupun kopi joss . Pernahkan anda mencicipi jadah manten? Jadah manten merupakan salah satu jajanan tradisional Jogjakarta. Dari namanya sudah bisa ditebak jika kudapan yang satu ini sering ditemui di acara manten. Jadah Manten memang sering di temui saat acara pernikanhan, Jika di Betawi symbol pernikahan dengan membawa roti buaya sama halnya di Jogja Jadah Manten sering dibawa oleh pihak mempelai laki – laki ketika menemui pengantin perempuan. Hal tersebut sering dilakukan di daerah Jogja karena memiliki filosofi tersendiri, jadah manten yang tebuat dari beras ketan yang lengket memiliki arti bahwa ke dua pasangan diharapkan bisa membina keluarga yang awet dan akan terus lengket seperti kudapan tersebut. Paket wisata jogja.
Jadah Manten terbuat dari beras ketan, santan (coconut milk), daging ayam atau daging sapi yang digunakan sebagai isi. Untuk membuat Jadah Manten membutuhkan kesabaran karena memiliki beberapa tahapan dalam membuat kudapan ini, pertama ketan dikukus dengan daun pandan kemudian dikukus kembali dengan tambahan santan dan juga garam (salt). Setelah matang angkat dan siap diisi dengan daging yang sudah dilumatkan. Setelah ketan diisi dengan daging dibentuk dan dibungkus dengan telur dadar. Setelah terselimuti oleh telur (egg) dadar, jadah manten siap dibakar diatas api dengan dijapit terlebih dahulu dengan potongan bambu (bamboo). Selain dibakar Jadah manten juga dapat dimasak dengan cara dioven. Namun jadah manten lebih nikmat jika dibakar diatas api karena aroma jadah manten akan keluar dan rasanya pun akan lebih lezat. Jika dilihat dari bahan yang digunakan untuk membuat Jadah Maten, jajanan yang satu ini hampir mirip dengan lemper, namun jikan dilihat dari bentuknya sangat berbeda.
Dulu jadah manten merupakan kudapan (makanan ringan) yang disukai oleh kerabat Keraton dan juga Sri Sultan Hamengku Bowono ke VII dikarenakan kelezatannya. Namun kini jadah manten sudah bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Bahkan sekarang Jadah Manten sangan mudah dijumpai karena banyak para pedagang pasar Tradisional di Jogjakarta menjual kudapan yang memiliki rasa gurih ini.