Keraton Yogyakarta
Gelar Turun Temurun Yang Berasal Dari Abad Ke-18
Di istana kota Yogyakarta, ada dua penghargaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam kedua kasus, ketika seorang putra lahir, ayah tahu anaknya suatu hari akan mengambil tanggung jawab khusus. Adalah hak dan kewajiban anak untuk mengikuti jejak leluhurnya.
Salah satu kehormatan ini adalah menjadi Sultan Yogyakarta, gelar turun temurun yang berasal dari abad ke-18. Kehormatan besar lainnya yang bertahan dalam keluarga adalah menjadi penjaga di istana. Bukan hanya royalti yang meneruskan pekerjaan ke generasi berikutnya, tetapi juga mereka yang mendedikasikan hidup mereka untuk perlindungan kerajaan.
Hari ini, ada dua ribu penjaga istana secara total. Hanya sekitar seribu yang aktif. Ini adalah pekerjaan untuk kehidupan, sehingga saat mereka semakin tua dan tidak dapat bekerja secara fisik lagi, mereka lebih diperhatikan daripada dibuang dari layanan. Pada hari-hari tertentu ada sekitar seratus penjaga istana yang benar-benar bekerja.
Fungsi Keraton Yogyakarta
Istana ini dikenal di Yogyakarta sebagai Keraton. Meskipun terbuka untuk pengunjung di pagi hari, namun masih berfungsi sebagai bagian dari lingkup politik di sini di wilayah ini. Sultan memegang gelar tertentu dalam nama, bukan kekuasaan, sejak deklarasi kemerdekaan Indonesia pada 1945 – tetapi ia juga secara otomatis menjadi gubernur di wilayah tersebut. Oleh karena itu Keraton digunakan untuk fungsi resmi, pertemuan politik, dan sebagai kediaman kerajaan, berkunjung ke Kraton Yogyakarta dengan JOGJA75 Tour ‘n Travel.
Paket Wisata Jogja-Koneksi Spiritual Keraton Dan Masyarakat Sekitar
Ada juga hubungan budaya dengan majemuk dan orang-orang. Dalam beberapa hal itu hampir merupakan koneksi spiritual. Keraton dirancang untuk mencerminkan kosmos Jawa. Ini menghadap ke Gunung Merapi vulkanik di satu arah dan menuju Samudera Hindia, rumah dari roh laut Indonesia yang penting, di sisi lain.
Penempatan paviliun, halaman dan bahkan pohon semua memiliki arti penting dalam pandangan spiritual tradisional dunia oleh masyarakat setempat. Namun, lihat lebih dekat, dan Anda juga akan melihat dalam desain yang rumit integrasi keyakinan yang telah memengaruhi bagian Indonesia ini selama bertahun-tahun. Ada unsur-unsur Buddha, Islam dan Hindu untuk banyak hiasan di bagian tengah istana.
Keraton Dan Hubungan Dengan Rakyat Yang Kuat
Dari pengalaman, sebagian besar orang Indonesia sangat bangga dengan warisan mereka. Tetapi orang-orang di Yogyakarta tampak lebih antusias daripada yang lain untuk melanjutkan menenunnya ke kehidupan modern sehari-hari. Keraton dan hubungan dengan rakyat adalah yang kuat. Sepertinya ada kasih sayang dan rasa hormat yang tulus terhadap kepemimpinan di antara orang-orang di sini. Kompleks istana ini adalah jembatan antara yang lama dan yang baru dan iman yang mengikat budaya.