Klenteng Sam Poo Kong Semarang
Klenteng Cina Tertua di Semarang
Pernahkah kamu mengunjungi Kota Semarang?
Jika kamu mendengar kata Semarang, apa yang langsung terbesit dalam pikiranmu? Lumpia? Pelabuhan Tanjung Mas? Wingko Babat? Simpang Lima atau Lawang Sewu?
Memang, ada banyak sekali yang akan terbesit dalam pikiran kita, karena Kota Semarang adalah kota yang penuh dengan cerita dan budaya. Salah satunya adalah peninggalan sejarah.
Ada salah satu peninggalan sejarah yang menarik, yang tidak kalah menarik dengan Lawang Sewu. Apakah itu? Gedong Batu. Apakah kamu pernah mendengar kata itu? Nama itu mungkin kurang familiar di telinga kita, tetapi Gedong batu memiliki nama lain yang lebih populer, yaitu Klenteng Sam Poo Kong.
Klenteng Sam Poo Kong adalah Klenteng Cina tertua di Semarang. Kleteng ini memiliki jumlah luas dengan total 3,2 hektar dan terletak di barat daya Kota Semarang. Sama seperti kebanyakan klenteng yang kita temui di Indonesia, bangunan Klenteng Sam Poo Kong di dominasi oleh warna merah. Bangunan Klenteng Sam Poo Kong diadaptasi dari akulturasi budaya, karena arsiteknya berasal dari Cina Daratan.
Perjalanan Laksamana Cheng Ho
Klenteng Sam Poo Kong merupakan suatu kompleks peribadatan Tri Dharma (Kong Hu Cu, Tao, dan Buddha). Klenteng ini didirikan atas dasar bentuk penghormatan terhadap Laksamana Cheng Ho.
Yang menarik adalah, ternyata Laksamana Cheng Ho adalah seorang Muslim, yang juga memiliki nama Arab, yaitu Haji Mahmud Shams. Beliau adalah seorang pelaut dan penjelajah yang sangat terkenal dari Tiongkok, dan melakukan penjelajahan pada 1405-1433.
Pada saat itu Laksamana Cheng Ho sedang berjalan melintasi laut Jawa, dalam perjalanannya, banyak sekali awak kapal yang jatuh sakit, sehingga Laksamana Cheng Ho memutuskan untuk mencari daratan. Akhirnya Laksamana Cheng Ho menyusuri kota yang dilewati oleh sungai, yaitu Kota Semarang. Kemudian sampailah beliau di sebuah Goa yang dikelilingi bukit-bukit batu yang sekarang menjadi daerah Simongan. Laksamana Cheng Ho akhirnya bermukim disitu.
Perjalanan yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho ternyata menghasilkan Peta Navigasi Cheng Ho. Peta Navigasi Cheng Ho ternyata mampu mengubah peta navigasi dunia, hingga abad ke-15.
Juga Digunakan Untuk Berziarah
Klenteng Sam Poo Kong adalah tempat yang tepat, jika kamu ingin berburu foto yang menarik, ada banyak ornamen dan relief yang menggambarkan perjuangan dari Laksamana Cheng Ho.
Di dalam kompleks Klenteng Sam Poo Kong terdapat beberapa patung, salah satunya adalah patung Laksamana Cheng Ho yang dilapisi emas. Selain itu ada juga altar dan makam orang kepercayaan Laksamana Cheng Ho. Karena adanya makam, maka makam tersebut digunakan oleh banyak pengunjung untuk melakukan ziarah.
Paket Wisata Jogja – Klenteng Sam Poo Kong
Ada juga tempat berziarah yang lain, yang masih berada di kompleks Klenteng Sam Poo Kong, yaitu, Kyai Jangkar. Kyai Jangkar adalah jangkar asli kapal Laksamana Cheng Ho. Selain Kyai Jangkar, ada juga Klenteng Dewa Bumi, klenteng bagi penganut agama Kong Hu Cu dan Totisme. Dengan adanya Klenteng Dewa Bumi, para umat yang beribadah dapat mengucapkan terima kasih dan bersyukur kepada Dewi Bumi. Ada juga Klenteng Juru Mudi, dan Klenteng Sam Poo Tay Djien, yang merupakan klenteng terbesar di kompleks Sam Poo Kong.
Selain untuk berziarah, para pengunjung juga ada yang melakukan ritual Ciam Si yang bertujuan untuk melihat keberuntungan di masa depan. Ritual Ciam Si dilakukan dengan cara membakar sebuah hio atau dupa di dalam Gua Batu, kemudian melemparkan kepingan di depan altar, jika salah satu bagian terbuka dan yang lain tertutup, pengunjung akan mendapatkan sebuah keberuntungan.