Sejarah Situs Warungboto Yogyakarta
Bermula dari Bangunan Runtuh dan Terbengkalai
Siapa sangka sebuah situs bangunan yang dulunya hanya reruntuhan dan bangunan yang terbengkalai, sekarang bisa menjadi bangunan yang indah. Keunikan bangunannya akan membuat pengunjung kepincut.
Entah waktu itu sudah pukul berapa. Yang jelas matahari telah tergelincir ke barat. Kami bergegas menyusuri jalan-jalan Jogja, karena kami tidak ingin melewatkan momen untuk menikmati matahari terbenam di Situs Warungboto. Dari pusat kota Jogja, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menjangkau lokasi yang pernah dipakai untuk prewedding anak kedua dari Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo.
Kami menghentikan kendaraan di Jalan Veteran, ketika kami dapat melihat bentangan bangunan Situs Warungboto di tepi kiri jalan raya. Sudah ada banyak orang di situs ini. Sepertinya mereka juga sedang menunggu terbenamnya matahari.
Pintu Masuk Menelusuri Jalanan Menurun
Yang membuat kami bingung, bagaimana kami masuk ke situs itu? Memang ada pintu dari kawat besi di sana, tapi pintu itu sudah tergembok rapat. Sedangkan dari pintu itu telah dipasang kawat berduri yang memanjang mengitari Situs Warungboto. Di saat kami bingung, datanglah dua perempuan yang tanpa ragu-ragu merendahkan badannya untuk melewati kawat-kawat itu.
“Mbak, ini emang harus lewat sini kalau mau masuk?” tanya saya sesaat sebelum mereka menerobos pagar kawat itu.
“Bisa lewat sana, Mbak. Tapi jauh kalau jalan kaki,” jawab salah satu perempuan sambil tersenyum, menunjuk arah yang dimaksudnya. Sedetik selanjutnya mereka sudah berada di dalam pagar dan berlarian menuju situs Warungboto.
Sejurus kemudian, saya termenung untuk mengintil dua perempuan itu menerobos pagar kawat. Tubuh saya toh tidak terlalu lebar, jadi tidak sulit masuk ke sana. Namun, saya tak tahu teman saya setuju atau tidak. Perlahan saya menengok ke arahnya.
“Nggak, kita lewat jalan yang benar!” Tegasnya seakan tahu saya mau bertanya apa.
Baiklah. Kami pun bersicepat mengendarai motor setelah bertanya pada ibu penjual makanan di dekat sana di mana pintu masuk situs Warungboto. Hanya lurus sedikit di Jalan Veteran, lantas belok kiri melewati gapura dan menyusuri jalanan menurun, lalu belok kiri kembali. Di hulu jalan sudah kedapatan pemuda-pemuda yang menunggu area parkir situs Warungboto.
Kami bergegas menuju situs Warungboto setelah memarkir kendaraan. Pemandangan gedung megah yang kami temukan di sana. Tangga titian membawa kami masuk. Anehnya, pembangunan situs ini menyerupai Istana Air Taman Sari: dinding tebal, lengkungan melengkung yang menarik di setiap bagian atas pintu atau jendela, terutama karena di tengah ada bekas kolam.
Lokasi Foto Prewedding Kahiyang – Bobby
Kolam dibagi menjadi dua, yaitu bentuk lingkaran dan persegi lebar lain yang mengisi satu ruangan. Dua kolam saling terhubung. Di tengah ruangan ini, Kahiyang dan Bobby berpose untuk foto prewedding.
Situs Warungboto memiliki nama asli Pesanggrahan Rejawinangun. Pesanggrahan memiliki fungsi sebagai rumah liburan keluarga kerajaan. Karena berfungsi sebagai tempat istirahat, situs Warungboto dirancang dengan kolam dan taman. Situs yang berada di tengah kawasan perumahan ini hanya berupa reruntuhan dan puing-puing yang tidak terawat sebelum direnovasi. Meskipun cat di dinding sekarang memudar, ada banyak noda hitam, Situs Warungboto masih memesona dengan apa adanya sekarang.
Pintu sisi kanan dan kiri di belakang kolam itu mengacau kami untuk segera dilalui. Kami memilih pintu yang kiri (jika dilihat dari pintu masuk). Anak-anak tangga di lorong itu terhampar mengantarkan kami ke atas bangunan Situs Warungboto. Ada sepetak ruangan tanpa atap dengan sekat setinggi pinggang. Dari sini kami bisa melihat dengan jelas lanskap langit senja yang merah merekah. Pikiran kami masih dihinggapi penasaran dengan bangunan di sisi kanan dan kiri bekas kolam. Terpandang pengunjung-pengunjung lain yang sedang mengabadikan momen di bangunan yang juga bertingkat dua itu.
Situs Warungboto
Berjalanlah kami ke sana sebelum malam segera turun. Lagi-lagi kami mengambil jalan di sisi kiri. Bangunan di lantai dua juga terdapat sepetak ruangan. Dari sisi ini kita juga masih bisa melihat senja. Ah, senja di Situs Warungboto memang terbayang indah di pelupuk mata.
Matahari tidak lagi terlihat, telah kembali ke peraduan. Saatnya kita mundur dari Situs Warungboto untuk hari ini. Namun, beberapa orang masih tinggal di sana. Saya tidak tahu apa yang mereka tunggu. Atau mungkin mereka juga ingin terus menikmati langit yang berbintang malam ini? Wow, sepertinya itu juga sesuatu yang tidak kalah seru!