Bukit Watu Lumbung, Destinasi Wisata Jogja untuk Melihat Sunset
Kawasan Hutan Jati Yang Dirubah Menjadi Kawasan Wisata
Bukit Watu Lumbung di utara Pantai Parangtritis tidak hanya menyajikan keindahan panorama pantai selatan Jogja dari ketinggian. Tapi itu juga membuat nilai-nilai pendidikan tersirat dalam “ritual” unik dan “persembahan” sederhana.
Deretan bangunan beton secara perlahan berubah dengan sawah yang subur di sepanjang Jalan Parangtritis. Kemudian mulai memasuki daerah Bukit Watu Lumbung di selatan Sungai Opak, sawah digantikan dengan barisan pohon jati. Namun siapa sangka bahwa di antara pertemuan Tektona grandis di Bukit Watu Lumbung, tersembunyi tujuan wisata yang unik, Kampung Edukasi Watu Lumbung.
Berawal dari upaya Muhammad Boy Rifai yang ingin memberdayakan masyarakat sekitar, kawasan hutan jati ini juga diubah menjadi salah satu kawasan wisata alternatif yang menyatu dengan alam. Konstruksi bambu dan rumah berdinding kayu sederhana dibangun di antara pohon-pohon jati yang tumbuh tegak. Pohon jati yang tumbuh digunakan sebagai pilar pendukung konstruksi bambu. Di tempat ini para pengunjung biasanya menghabiskan waktu menikmati keindahan kawasan Parangtritis dari ketinggian.
Memasukkan Nilai Pendidikan Dengan Cara Unik
Tidak hanya menyajikan panorama alam yang menawan, tempat wisata yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Pantai Parangtritis juga memasukkan nilai-nilai pendidikan dengan cara yang unik dan menyenangkan. Tidak heran kita bisa menemukan perpustakaan sederhana di tempat ini.
Beberapa “ritual” seperti menanam pohon, membaca buku selama setidaknya 25 menit, melayani sesama pengunjung dan membantu memasak di dapur adalah cara unik yang dikonseptualisasikan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan. Tidak cukup, pengunjung juga dapat membuat “penawaran” dalam bentuk 3 buku yang layak dibaca untuk perpustakaan. Semua ritual dan persembahan akan mendapatkan hadiah berupa makanan, minuman, atau barang dagangan gratis.
Mengunjungi Desa Pendidikan Watu Lumbung semakin semarak di sore hari, ketika matahari mulai bergeser ke arah barat dan cahaya tidak lagi terasa menyengat. Beberapa tempat kuliner unik seperti alas kuliner watu lumbung, Amber, Wedangan Shop, Coffee Milk, Center for Kuliner Alas Sate dan siap menyediakan makanan dan minuman khas pedesaan sebagai teman menikmati senja.
Pos Pengamatan Yang Menjadi Tempat Favorit
Sebuah pos pengamatan juga merupakan tempat favorit untuk menikmati saat-saat ketika langit perlahan-lahan menjadi gelap. Pandangan Sungai Opak yang terbentuk karena kesalahan di masa lalu disajikan di depan mata. Di atasnya melintasi Jembatan Kretek yang merupakan penghubung antara kota Jogja dan kawasan wisata di Parangtritis sejak tahun 2003 silam. Sementara garis pantai hanya terlihat samar-samar di sisi selatan.
Jika Anda kebetulan berkunjung Jumat, tinggal lebih lama untuk dapat menikmati musik akustik yang biasanya diadakan di tempat ini. Suara senar gitar yang memecah keheningan di Bukit Watu Lumbung membuat suasana malam berubah melankolis, membuat semua orang tidak ingin pulang ke rumah. Tidak heran beberapa dari mereka memutuskan untuk bermalam di tempat ini. Selain itu, Desa Pendidikan juga menyediakan cottage, area perkemahan dan tenda yang bisa disewa. Bahkan, tak jarang sekolah atau kampus menggunakan kawasan wisata ini untuk acara camping atau sejenisnya.