Paket Wisata Jogja >> Wayang dan Teater Jogjakarta
Sementara penari kerajaan dan theathre baru tiba di desa yang tidak terlalu lama yang lalu, wayang kulit selalu menjadi hobi bagi masyarakat. Namun jumlah ini menurun karena menunjukkan dari radio, kaset biaya tinggi dan juga telah membawa wayang ke dalam rumah-rumah orang. Namun perbedaan minimal dalam gaya, karakter dan musik tidak akan terlihat oleh telinga normal, dunia magis gamelan dan bayangan sangat populair.
Pada tahun 1925 keraton Jogjakarta membuka sekolah dalang Habiranda di Gedung Pracimasono, barat pagelaran di alun-alun Utara. Siswa dari seluruh rentang keluarga: mahasiswa, petani dan becak-driver. Uang kuliah adalah serendah mungkin. Dua kali setahun, malam hari setelah Grebeg Puasa, dan Grebeg Mulud, keraton memberikan pertunjukan wayang kulit-di istana selatan Kemangangan
Para wayang golek dengan boneka itu dengan tongkat kayu yang populair di Yogya. Dalam bertentangan dengan Barat Jakarta, di mana digunakan Mahabharata, repertoar Kalimantan Tengah berasal dari bahasa Arab yang berorientasi Menak-kisah; selain itu, Ramayana dimainkan banyak untuk wisatawan. Boneka mengenakan jaket hitam, bukan pakaian biasa dari wayang Sunda, dan memiliki wajah panjang, wajah-wajah dari Cirebon yang berbentuk segitiga. Kebanyakan golek-boneka yang dibuat di Sentoto, sebelah barat Yogya. Kreasi sederhana berubah menjadi makhluk yang wajar nyata jika di tangan seorang dalang yang baik.
Sejauh ini bentuk yang paling populer theathre di Yogya adalah ketoprak, salah satu tarian melodramatis dari pedesaan di mana cerita lokal yang diceritakan dengan suara ritmis dari blok beras. Sekitar pergantian scentury terakhir (18 sampai abad ke-19), beberapa kelompok didirikan di berbagai tempat di kota. Kata ini berasal dari ketoprak suara itu benar-benar membuat, prak, prak.
Setelah resmi dikenal sebagai bentuk seni, gamelan diganti blok kayu sementara repertoar lokal diperluas dengan cerita-cerita sejarah dan versi cerita Jawanese klasik seperti Romeo dan Juliet dan Cinderella. Dialog Jawanese adalah improvisasi, namun teks tertulis yang digunakan kadang terlalu. Hanya ada sejumlah kecil kelompok profesional, tapi setiap kampung dapat menyatukan cukup banyak orang untuk melakukan pertunjukan (khususnya selama perayaan Hari Kemerdekaan pada 17 Agustus).
*) Percayakan wisata liburan anda di Jogja bersama kami PaketWisataJogja75