Wisata Unik Lava Bantal, Berbah, Sleman, Yogyakarta
Terbentuk dari Lava Gunung Berapi Bawah Laut
Pernahkah Anda mendengar tentang Lava Bantal ? Kedengarannya unik, ya? Kali ini kita akan membahas objek yang satu ini. Berangkat dari rasa keingintahuan tentang nama yang sangat unik, ternyata lokasinya tidak jauh dari Bandara Adisutjipto Yogyakarta.
Mengapa disebut Lava Bantal ? Wisata Lava Bantal sebenarnya adalah area warisan geo. Lava Bantal menjadi penanda petualangan selama 60 juta tahun terakhir. Bisa jadi, tempat ini adalah warisan sejarah pembentukan Pulau Jawa.
Lava Bantal terbentuk karena lava yang keluar dari gunung berapi bawah laut. Lava panas yang bersentuhan langsung dengan air dingin menyebabkan mineral mengalami pembekuan yang membentuk geometri yang mirip dengan tumpukan bantal.
Nama bantal itu sendiri diambil dari bentuk batuan yang berasal dari lava. Sederetan bebatuan yang berbentuk seperti bantal di tengah arus sungai, kata Pak Sarjono, salah satu manajer Wisata Lava Bantal.
Ada hal-hal menarik di Wisata Lava Bantal, yaitu tentang bebatuan yang warnanya berbeda antara yang di sebelah kanan dan yang di sebelah kiri. Perbedaan warna batu ini membuat para ahli dari beberapa universitas di Jogja melakukan penelitian. Itu adalah awal dari pembukaan Tur Lava Bantal. Saat ini, tidak hanya peneliti yang datang, tetapi penduduk lokal tertarik untuk mengunjungi tempat itu.
Menikmati Tubing Sepanjang Sungai
Perbaikan infrastruktur juga dilakukan oleh masyarakat sekitar, terutama komunitas dukuh tempat Wisata Lava Bantal berada. Dibangun pada tahun 2015 oleh penduduk dan menerima bantuan dari Pemerintah Provinsi DIY melalui Dinas Pariwisata.
Di masa lalu tempat ini hanya area persawahan, sekarang tempat ini datar dan penuh dengan balok-balok. Tidak hanya itu, tempat ini dilengkapi dengan fasilitas yang memadai seperti tempat parkir yang luas, toilet, mushola, pendopo, dan gazebo.
Anjungan ini sering digunakan oleh keluarga atau komunitas untuk reuni, arisan, dan kegiatan lainnya. Jika menyewa anjungan juga disediakan tikar dan sound system. Ada 5 (lima) gazebo untuk bersantai melihat aliran air sungai lengkap dengan udara sejuk. Gazebo adalah tempat paling favorit bagi pengunjung untuk melepas lelah. Tur Lava Bantal juga diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Atraksi yang ada di wisata Lava Bantal adalah tubing sepanjang sungai. Ada pilihan rute. Pertama, menyusuri sungai dari pertanian UGM – Lava Bantal. Rute kedua, lebih pendek tetapi ekstrim jika debit air tinggi sekitar 500 meter.
Rute ketiga, terpanjang (2,5 – 3 km) dari Lava Bantal ke sebelum jalan Jogja-Wonosari. Biaya yang dikeluarkan untuk tubing Rp. 55.000 per ban termasuk pelampung, helm, minuman dan PP transportasi ke Tur Lava Bantal sebelum dan sesudah tubing.
“Wow, sungguh menyenangkan bisa tubing bersama teman-teman,” kata Firman Fauzi (19 tahun) yang datang bersama 5 temannya untuk berlibur di Lava Bantal . “Apalagi, Wisata Lava Bantal tidak jauh dari pusat kota”, sambung Firman sambil menunjukkan fotonya dengan latar belakang aliran sungai dari jembatan kecil.
Lokasi Dekat Bandara Adi Sutjipto
Jika Anda mengendarai sepeda motor atau mobil dari arah bandara Adisutjipto, jaraknya hanya 10 menit. Tur Lava Bantal terletak di jalan Berbah-Prambanan, Dusun Watuadeg, Karungan, Jogitirto, Berbah, Sleman.
Jika datang dari arah Candi Prambanan, Tour Lava Bantal hanya sekitar 20 menit. Anda dapat memilih melalui jalan Prambanan – Piyungan kemudian belok kanan menuju jalan Berbah – Prambanan. Tur Lava Bantal berada di sebelah selatan jalan raya.
Tur Lava Bantal buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 18.00 WIB. Selain berwisata, Anda dapat mencoba Dalhari Guava di stand kuliner di LavaBantal. Jangan salah paham, jambu biji Dalhari bahkan dipatenkan.
“Ada 50 orang yang mengelola parkir dan mengelola tubing di sini”, kisah Pak Sarjono tentang mengelola Wisata Bantal Lava. “Setiap Minggu malam, kami bekerja sama untuk membersihkan tempat ini”.
Pak Sarjono dan Manajer Lava Bantal Pariwisata memiliki mimpi bahwa suatu saat mereka akan memiliki peralatan tubing mereka sendiri. “Sampai hari ini semua peralatan yang kami gunakan masih disewakan”, kata Pak Sarjono dengan tampang sedih.
Sebuah cerita dan doa keluar mengisi sore hari di Lava Bantal . “Kami berharap Lava Bantal akan terus maju dan berkembang di masa depan”, doa Bapak Sarjono mengakhiri percakapan kami sore itu.