Tarif Pariwisata daerah Yogyakarta Naik
Tarif masuk Glagah naik Rp1.000
Pengasih – Tarif retribusi di objek wisata yang dikelola Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bakal naik sebesar Rp1.000 pada Februari mendatang. Kenaikan tarif ini berdasarkan oleh-oleh peraturan Bupati no.81/2022 tentang peninjauan tarif retribusi tempat rekreasi dan olahraga serta Perbup no.82/2022 tentang perubahan kedua juklak retribusi tempat rekreasi dan olahraga yang diterbitkan pada Desember 2022 lalu. Dalam kedua Perbup itu disebutkan untuk Pantai Glagah, pantai congot, pantai trisik, waduk Sermo, gua kiskendo dan puncak suroloyo tarif yang dipatok sebesar Rp6.000, naik Rp1.000 dari sebelumnya Rp5.000. Untuk kawasan manoreh bagian barat dan Jatimulyo Rp2.000 sekali masuk.
Di Nglingo dan Tritis tarif yang dikenakan Rp3.000
Kepala Bidang destinasi wisata Dinas Pariwisata Kulon Progo Sari Wulandari mengatakan kenaikan tarif ini untuk menyesuaikan tarif yang ada di daerah lain. Objek wisata di Kulon Progo selama ini termasuk masih rendah dalam mematok tarif retribusi. Dengan penyesuaian ini sekaligus tarif sesuai Wilayah lain, ucapnya, Selasa(29/1). Dispar saat ini gencar mensosialisasikan kenaikan tarif kepada para pengelola wisata, diantaranya pemerintah Desa wilayah dan kelompok sadar wisata( pokdarwis). Sari menegaskan kenaikan tarif menuntut dispar untuk lebih meningkatkan sarana prasarana dan fasilitas objek wisata yang dikelola Pemkab. Adapun, hal itu hanya bisa dilakukan secara bertahap mengingat kemampuan keuangan dispar tersebut minim. Lihat dulu kemampuan dispar Seperti apa, ucapnya.
Sekretaris dispar Kulon Progo Rohedi Goenoeng mengatakan kebijakan kenaikan tarif ini sudah dipertimbangkan secara matang. Selain kenaikan tarif, pria yang kerap disapa Goenoeng ini berharap dapat membuka objek wisata baru yang dapat dikelola pemerintah. Jadi pemerintah itu memiliki objek wisata dengan tren baru semisal kebun bunga. Kalau saat ini yang dikelola masyarakat kan tarafnya kecil, nah Bagaimana jika Pemerintah juga membuat kebun bunga dengan luasan minimal 5 hektar lalu dibuat diorama dan keanekaragaman hayati, ucapnya. Hal ini akan lebih efektif untuk menarik wisatawan yang membutuhkan objek wisata alternatif di Kulonprogo. ini juga untuk menyambut beroperasinya new Yogyakarta International Airport(NYIA). Disamping membuat objek wisata baru, kelengkapan fasilitas dan Sarpras di objek wisata yang telah ada juga harus senantiasa ditingkatkan. Dukungan dari instansi lain seperti Dinas Lingkungan Hidup bukan khususnya saat pengelolaan sampah Wisata. Agar sampah ini dapat diolah dan mungkin hasilnya bisa menjadi energi atau nilai lain seperti pupuk dan sebagainya, paparnya.