Slogan “Pasare Resik, Rejekine Apik” di Yogyakarta
Pasar-pasar tradisional di Jogja kini mulai berbenah
Seakan tak mau tertinggal dalam berkompetisi dengan pasar modern, pasar-pasar tradisional di Jogja kini mulai berbenah. Sebut saja Pasar Prambanan yang kini sudah dibangun menjadi 3 lantai dan dilengkapi dengan eskalator bag di supermarket. Taman menjadi target selanjutnya. Laporan wartawan Harian Jogja resin Ayu Sintara.
Mobil bersahutan dengan DC rem sepeda motor yang ditarik tiba-tiba. Datang di depan pertigaan Jalan Prawirotaman 2 diperparah dengan berhentinya bus kuning rusuh jurusan Parangtritis yang tidak bisa maju. Sudah begitu petugas parkir berbaju orangnya pun harus turun tangan.
Menyeberangkan motor bermuatan sayur yang baru keluar dari pasar sambil sedikit demi sedikit mengurai kemacetan yang terjadi. Jalan menjadi hal yang lumrah didengar di depan pasar Prawirotaman sepagi ini saat matahari sepenggalah.
Pasar yang tak mempunyai lahan parkir khusus tersebut menggunakan badan jalan untuk tempat parkir sepeda motor,becak bahkan juga mobil. Tanya itu barang-barang dagangan juga di bongkar muat di badan jalan. Parangtritis menjadi salah satu jalan utama menuju Bantul. Bus pariwisata dan mobil pribadi pun banyak yang lalu lalang. Jadi hal yang tak bisa dihindari setiap pagi.
Kemacetan bukan satu-satunya Punya masalah. Buruknya manajemen sampah membuat trotoar tepat di depan pasar kerap kali dipakai membuang sayur dan buah yang membusuk. Menunggu penumpang cabai dan tomat untuk berbaur dengan air comberan bekas hujan. Terkadang harus bertingkat-tingkat saat lewat sambil menjinjing belanjaan yang cukup berat. Pasar juga tak luput dari kekurangan atau pasar yang terbuat dari seng sudah banyak koyak. Air penyangga pun sudah banyak yang tak terima. Belum lagi lantai pasar yang sudah pecah di sana sini. Pembeli harus benar-benar hati-hati agar tak tersandung atau terperosok Saat berjalan.
Dengan kondisi tersebut, bagaimana di saat musim hujan seperti saat ini?” wah mboten trocoh maleh banjir. Malah mrikiniki saget ngingu iwak. Tempat ini malah bisa untuk memelihara ikan ujar is Minati pedagang bakmi pentil yang menggelar dagangannya tepat di pinggir jalan masuk utama sambil menunjuk lantai di sampingnya berjualan saat ditemui Harian Jogja, sabtu lalu.
Tempat berjualannya tak lebih rendah dibandingkan jalan masuk pasar membuat air mudah tergenang. Yang berjualan di Lost menurut bisa sedikit bernafas lega karena tak mengalami nasib yang sama dengannya, hanya saja sedikit terciprat air atau Tetes hujan dari sela-sela seng yang koyak.
Pasar tradisional Jogja selalu mengangkat slogan pasare resik rejekine apik
Sampaikan Mbok sum pedagang cenil,lupis, dan Gatot yang berjualan persis di samping is. Kebersihan dan kenyamanan jadi hal yang ia keluhkan. Padahal pasar tradisional selalu mengangkat slogan pasare resik rejekine api yang bermakna jika pasar bersih maka rezeki yang didapatkan pedagang pun juga memuaskan.” pasar-pasar liane pon apik. Fantasy ngeten mawon ujarnya sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling.
Ketika rencana revitalisasi pasar Prawirotaman diagungkan oleh pemerintah kota Yogyakarta, mbok sum menjadi orang yang sangat menyambut baik. Tempat untuk sementara waktu ke lahan yang sudah disiapkan. Pedagang dan pembangunan Pasar Prawirotaman membuat wajahnya tampak sumringah. Pasar nantinya jika sudah selesai dibangun.