Pedagang Malioboro Masih Rembukan
PKL ajak pengusaha rembuk
Danurejan – Polemik penataan PKL di Malioboro terus berlanjut. Setelah perkumpulan pengusaha Malioboro ( ppm) A. Yani menuntut penataan PKL, kini giliran para PKL mengklaim keberadaan lapak mereka sudah sesuai aturan. wakil ketua paguyuban koperasi PKL Sisi barat Malioboro tri Dharma paul Zulkarnain mengatakan kondisi lapak PKL saat ini sudah sesuai dengan perwal Jogja Nomor 37/ 2010 tentang penataan PKL kawasan khusus Malioboro A.Yani.semua persyaratan, mulai dari panjang, lebar maupun tinggi dagangan sudah terpenuhi. pada prinsipnya, kami siap duduk bersama kalau memang ada persoalan dengan PKL, katanya, Selasa(4/9). dagangan dari lantai yang berada di pilar maksimal 1, 25 m dan yang berada di kanan kiri pilar( depan etalase toko) menyesuaikan dengan ketinggian etalase dagangan paling bawah. dia mengatakan jumlah anggota koperasi PKL Tri dharma ada sekitarr 1300 orang, namun yang berlapak di Malioboro sekitar 800 orang. mereka membuka lapak di sisi barat depan toko tapi tidak menempel di toko dari Utara. jadi tidak ada perubahan, apalagi penambahan( jumlah pedagang), ucap dia. tak hanya itu, dia juga menambahkan Adanya isu perdagangan lapak PKL yang dituduhkan oleh PPM A.Yani. menurut dia PKL tidak ada yang menjual belikan lapak hingga puluhan juta Rupiah per lapak. sebaliknya yang ada, kata Paul, hanya merupakan pengalihan pemilik. misalnya, dari sebelumnya digunakan oleh ayahnya karena meninggal sekarang digunakan oleh anaknya.
Tidak ada lapak yang diperjualbelikan
Hanya pengalihan kepemilikan karena penggunaannya ada usaha di luar daerah kami perbarui datanya Kemudian kami serahkan ke Pemkot, kata dia. senada, ketua paguyuban pelukis, perajin dan PKL Malioboro A.Yani( pemalni) slamet Santoso mengakui jika banyak komplain dari pemilik toko karena jual jualan PKL menutup akses masuk toko detik ada PKL di depan toko yang melanggar melebihi batas, langsung di dekat dan kami potong luasannya sesuai kesepakatan bersama dengan pemilik toko, kata slamet. sebelumnya, sebelumnya, ketua PPMAY mulyono menuntut pemkot segera menata keberadaan pedagang kaki lima( pKL )di kawasan Malioboro. para PKI dinilai menggunakan lahan yang ada semaunya sendiri.