Permainan Tradisional Khas Yogyakarta
Kontingen kulonProgo usung Obah Owah
Wates – Kontingen dari Kabupaten KulonProgo bakal mengikuti festival olahraga tradisional yang digelar di Jambi, Jumat(6/7) hingga Senin(9/7). Dalam festival tersebut, wakil dari bhumi Menoreh bakal mengusung permainan tradisional obah owah. Oleh Dinas Kebudayaan, pelaku seni dan olahraga, permainan lawas itu dimodifikasi menjadi sebuah olahraga. Obah owah permainan rakyat yang pernah berkembang di tengah masyarakat puluhan tahun silam. Permainan ini awalnya dimainkan oleh warga di wilayah persawahan di Kabupaten Kulonprogo. Hal tersebut terjadi lantaran berbagai peranti dan alat yang digunakan ialah alat tanam atau dibuat dari hasil panen petani detik berapa alat yang digunakan diantaranya orang-orangan sawah(memedi sawah), bola jerami, untaian padi, alu atau alat penumbuk padi, dan tenggok untuk memanen padi. Biasanya permainan ini dilakukan sehabis masa panen saat bulan purnama. Permainan ini diubah menjadi olahraga dengan menerapkan sistem pertandingan. setiap laga terdiri dari 2 tim dengan komposisi pemain 1 joki perempuan dan 3 orang pria sebagai” kendaraan”. Awalnya setiap pria harus bergerak dengan cara nunduk dan berantai menuju ke tengah lapangan untuk mengambil sarung dan tongkat. Selepas itu saru harus dikenakan bersama-sama dan dibawa ke arah awal. joki yang sudah mendapatkan sarung harus menunggu 3 kendaraannya untuk mendapatkan satu sarung lagi.
Setelah mendapat 2 sarung, joki berjalan menunduk melewati 4 Memedi sawah yang saling bergandengan. Setiap joki juga wajib mengalungkan sarung di setiap kaki dan tangannya sebelum melewati memutih sawah.” Kami memilih obah owah karena permainan tradisional ini pernah populer di tengah masyarakat pada masanya,” data ketua Kontingen kabupaten Kulon Progo, joko musito, kamis(5/7). Menurut Joko, kontingen Kabupaten Kulonprogo yang beranggotakan 20 orang ditunjuk mewakili karena di ajang yang sama pada 2014 berhasil meraih peringkat kedua.
Permianan ngarak blarak pernah menjadi juara internasional
Di ajang olahraga tradisional tingkat internasional yang digelar 2016, kontingen Kabupaten Kulon Progo juga pernah meraih juara saat mengusung permainan ngarak blarak. ” Kami sudah mempersiapkan permainan ini sejak 3 bulan lalu karena permainan ini unik dan membutuhkan kedisiplinan yang tinggi dalam pergerakannya,”katanya.
Salah satu pemain yang bertugas sebagai joki, Rumekar Agung Pembayun,20, mengaku sangat senang ikut terlibat dalam permainan obah owah. menurutnya, permainan yang baru kenal beberapa bulan belakangan cukup sulit. Dia mencontohkan saat harus mengambil ikatan padi dalam posisi digotong oleh tiga temannya. ” cukup menguras tenaga tetapi menyenangkan sekali. Semoga kami menang dan mampu berprestasi,” katanya.