Sekilas Pemuda Jogja, Membangun Dusun Melalui Karang Taruna
Bagi si teratur khasanah kaum muda merupakan generasi penerus harapan bangsa. Sebagai seorang remaja dia berupaya melakukan hal-hal positif yang berguna bagi masyarakat.
Setiap pulang kerja perempuan berusia 20 tahun itu bisa beraktivitas memajukan karang taruna bersama teman-temannya di dusun sinden desa jalan dah kulon progo.
Karang taruna kertajaya itu kini tidak hanya menjadi tempat berkumpul kamu dah saja tetapi juga menjadi wadah aktivitas positif. Dengan potensi yang ada sidratul Khasanah dan teman-temannya mencoba mengharap potensi wisata di dusun nya.
” anggota karang taruna Kertajaya mencoba melakukan perubahan di Dusun kami. Contohnya sekarang kami Tengah berupaya mengembangkan objek wisata,” kata Khasanah saat ditemui Harian Jogja Selasa lalu. Pengembangan objek wisata yang digarap yaitu pembuatan Spot foto serta wisata kuliner.” wisata kuliner yang Jogja kami daerah berupa gudeg Manggar Khasanah.
Untuk mendukung pengembangan objek wisata yang ada Khasanah dan rekan-rekannya berupaya menggalang dana dengan memasukkan proposal ke beberapa instansi pemerintah juga membuka bisnis katering untuk membantu pendanaan objek wisata.
Usaha lain yang kami kembangkan yakni budidaya jamur tiram, es krim, kue dan kuliner khas Jogja gudeg manggar.
Usaha lain yang kami kembangkan yakni budidaya jamur tiram, es krim dan kue,” ujar khasanah.
Di tengah kesibukannya sebagai guru TK Khasanah juga aktif di pusat informasi konseling remaja Desa Sidorejo lulusan pendidikan Islam anak usia dini Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini berharap aktivitasnya di Karang Taruna bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat di desanya.
“Masalah regenersi dan lemahnya sumberdaya manusia pengurus karang taruna adalah hal umum yang dihadapi disemua organisasi karang taruna, jika ada tapi kualitas SDM nya lemah, atau bahkan tidak terjadi regenerasi sama sekali,” kata Ismail.
Hal tersebut sering ditanyakan oleh peserta diskusi yang diselenggarakan terkait manajemen organisasi kepemudaan. Menurut Ismail, selain lemahnya SDM ada juga persoalan yang dihadapi karang taruna, seperti belum mandiri dalam pendanaan, masih melaksanakan hal-hal pragmatis, dan masih berorientasi pada kuantitas.
Selain Ismail Maliq, hadir selaku narasumber lain yaitu Tedi Kusyairi (owner/founder) website berita Suara Pemuda Jogja media group, yang pernah menjadi Ketua Karang Taruna Unit dan pengurus Karang Taruna Desa. Dalam paparannya, selain menjelaskan problematika dan manajemen website, Tedi juga mengungkapkan persoalan SDM pengelelola website dari generasi muda. Hubungannya dengan organisasi kepemudaan yang dituntut untuk peka terhadap lingkungannya. Sehingga permasalahan dan potensinya bisa diungkapkan melalui tulisan di website.